Minggu, 02 Mei 2010

Intelijen Nabi bagian I

Materi ini saya dapatkan waktu ikut dauroh minggu kemaren yang dibawakan oleh Ustadz Agus Fanar Syukri. Ternyata ilmu intelijen ini sudah ada lho waktu jaman Nabi. Tidak cuma dipelajari di TNI dan Polri saja, Alquran dan Hadits banyak yang menerangkan mengenai kegiatan intelijen Nabi.

Kita bahas dulu mengenai pengertian intelijen, Intelijen dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Pengetahuan

Berupa proses pengumpulan unsur unsur utama yang tersembunyi dari sebuah informasi, selanjutnya diolah, dianalisis menjadi produk intelijen(informasi yg telah dinilai dan ditafsirkan yang digunakan sbagai bahan dalam membuat perencanaan atau keputusan atau tindakan

2. Kegiatan

Intelijen adalah gerakan atau aksi berbagai kegiatan dan operasi intelijen yang dilakukan sau orang atau group kecil petugas intel. Gerakan ini berupa penyelidikan, pengamanan dan penggalangan. Kegiatan intelijen yang identik dengan memata-matai sebenarnya hanyalah salah satu dari pekerjaan/tugas untuk mengumpulkan informasi bagi kebutuhan intelijen itu sendiri

3. Organisasi

Berupa garis komando yang jelas, rapid an rahasia. Jaringan intelijen yang tertata baik, tertutup, dan tersamar dengan jejak terbungkus rapi akan sulit terendus pihak lawan. INtelijen sebagai organisasi adalah badan yang dipergunakan untuk menghasilkan produk produk intelijen dan alat yang digunakan untuk dapat melakukan aktivitas intelijen sesuai dengan fungsinya.

Kalimat yang digunakan dalam bahasa arab yang berkenaan dengan kegiatan intelijen adalah

1. tajassasa yang berarti “memata-matai”

2. Tahassus “mendengar-dengarkan”

3. Rashada “menyelidiki”

4. Tarashshud, taraqqub “pengintaian penyelidikan

Kalimat tahassus terdapat dalam firman Allah surat Yusuf 87

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang YUSUF dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS. 12:87) Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang YUSUF dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS. 12:87)

INTELIJEN DALAM ALQURAN DAN HADIST

Bidang Intelijen merupakan komponen utama dalam rangkaian dakwah yang juga mendapat tutunan langsung dari Allah SWT. Merujuk pada pengertian intelijen dan cakupan kegiatannya. Al-Quran menerangkan dan memberikan tuntunan tehadap kegiatan intelijen. Alquran menerangkan pentingnya intelijen sebagai salah satu sistem kewasdaan dan pertahanan, sebagaimana dalam firmanNya

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. 8:60)

Prinsip kewasdaan yang menjadi prinsip dasar kegiatan intelijen, dalam islam tidak bertitik tolak dari perasaan curiga (su’uzhan). Ia merupakan sistem peringatan dini terutama dalam kondisi kritis. Karenanya tidak semua permasalahan dan sasaran boleh diintai atau diselidiki. Hanya pada kondisi dan terhadap subjek yang berpotensi yang dapat mengancam hak hak dasar manusia melalui pengintaian dan penyelidikan. Seperti pada saat perang, sebagaimana firman-Nya Qs.At-Taubah 5)

Berikut kegiatan intelijen yang digambarkan dalam Al-Quran

1. Menilai sumber informasi

Untuk memperoleh penjelasan tentang intelijen menurut pandangan Al-Quran, dapat dilihat dari komponen terpenting dalam kegiatan intelijen yakni informasi. Informasi dalam dunia intelijen merupakan bahan utama, oleh karena itu Alquran mengarahkan untuk meneliti informasi.

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. 49:6)

2. Melengkapi dan Meneliti Kebenaran Data

Data yang sudah lengkap dan siap untuk dijadikan laporan sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan atau kebijakan, masih harus diseleksi kembali hingga didapatkan data yang benar, lengkap dan akurat. Data harus tercipta dari lapangan dan dijamin kebenarannya, tidak dibuat-buat,. Al-Quran telah memberikan ajaran tentang cara-cara melengkapi data dan mencari kebenaran dari data tersebut. Sebagaiman ayat ayat yang menerangkan peristiwa injelijen yang menyangkut tentang Nabi Yusuf. Allah berfirman

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Rabbnya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba kami yang terpilih. Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu dimuka pintu. Wanita itu berkata: Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?. Yusuf berkata: Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya), dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Yusuf berkata: Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya), dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta (Qs. Yusuf 24-26).

Cara melengkapi data dan mencari kebenaran dalam ayat-ayat di atas terdiri dari beberapa langkah :

1. Pengumpulan data yg ada dilapangan

2. Meneliti data dan menghasikan fakta

3. Fakta yang ada diperkuat dengan adanya data pendukung baik itu saksi maupun faktor lain.

Dalam peristiwa Nabi Yusuf, informasi didalamnya menentukan siapa yang melakukan kesalahan atau yang berada pada posisi pelaku. Dalam konteks ini perlu ditetapkan variabel-variabel yang didapatkan dari lapangan. Data-data yang terkumpul dari lapangan adalah sobeknya baju Nabi Yusuf. Ini merupakan variabel tak bebas, karena merupakan akibat dari sebuah sebab yang mendahuluinya. Tentunya ada variabel bebas yang menyebabkan sobeknya baju tersebut. Disamping itu, letak sobekan baju merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam menentukan siapa pelaku.

3. Kontraintelijen yang ikhsan.

Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. (QS. 27:50)

Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya (QS. 86: 15-16)

Tipu daya yang dilancarkan oleh pihak lawan, harus ditangkal dengan operasi intelijen tandingan, yakni melalui kontraintelijen yang dilakukan secara diam-diam. Kontraintelijen melakukan deteksi dini terhadap sepak terjang operasi intelijen lawan, tentang apa saja yang mereka lakukan, seperti menyebarkan isu, propaganda atau kegiatan mata-mata. Seperti yang dilakukan pembesar kafir Quraisy untuk menahan laju perkembangan dakwah islam. Mereka menyebarkan isu bahwa Alquran adalah dongeng dongeng masa lalu, Nabi Muhammad adalah tukang sihir, penyair, dan kadang mereka mengatakan Nabi orang gila. Tidak cukup sampai disitu, mereka menyusun strategi untuk memenjarakan, mengusir bahkan membunuh Nabi

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Qurais) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (QS. 8:30)

Selanjutnya dalam ayat berikutnya

Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar. (QS. 86:17)

Ayat memberikan tuntunan untuk tidak tergesa gesa dan melaksanakan operasi kontraintelijen dengan ekstra hati-hati dan teliti. Dan balasan yang dilancarkan terhadap musuh tidak boleh berlebihan karena dalam dunia intelijen islam senantiasa menjaga moral dan menjunjung tujuan utama dari risalah islam. Sebagaimana firmanNya

Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. (QS. 16:126)

Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. 22:60)

Diayat lain Allah memberikan tuntunan untuk melakukan kontaintelijen dengan cara yang lebih baik dan beradap, tidak terjebak dengankepentingan sesaat dan tujuan yg pendek atau dengan cara-cara yg tidak sesuai dengan tuntunan islam.

Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. (QS. 23:96)

Ayat ini mengarahkan untuk melakukan counter terhadap perbuatan buruk atau usaha usaha intelijen lawan dengan cara yang lebih baik dan sistematis. Melalui perencanaan, siasat, taktik dan pengorganisasian yg baik, terukur dan tepat sasaran.

Untuk sementara ini dulu yang dapat saya sampaikan mengenai intelijen Nabi, masih banyak lagi di dalam Alquran dan Hadits mengenai kegiatan intelijen yang belum saya tulis, dan juga bagaimana konsep kegiatan intelijen dalan islam. Semoga bermanfaat, dan semoga tangan ini masih diberikan kemudahan dalam menulis kembali. Amin

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS.41:33)